Paradigma Baru: Pemasaran Produk Pertanian Berbasis Agribisnis di Daerah Riau

Ringkasan Penelitian

Pengembangan sektor pertanian di Riau dalam arti luas harus diarahkan kepada sistem agribisnis dan agroindustri, karena pendekatan ini akan dapat meningkatkan nilai tambah sektor pertanian, yang pada hakikatnya dapat meningkatkan pendapatan bagi pelaku-pelaku agribisnis dan agroindustri di daerah. Faktor yang mendukung prospek pengembangan agribisnis dan agroindustri di Riau adalah: (1) penduduk yang makin bertambah sehingga kebutuhan pangan juga bertambah; (2) meningkatnya pendapatan masyarakat akan meningkatkan kebutuhan pangan berkualitas dan beragam (diversifikasi); dan (3) keragaman produk menuntut adanya pengolahan hasil (agroindustri). Agribisnis dan agroindustri juga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan pendapatan petani yang pada akhirnya mengurangi ketimpangan pendapatan masyarakat.

  Continue reading

Kelapa Sawit dan Kesejahteraan Petani

Pembangunan perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk menghilangkan kemiskinan dan keterbelakangan khususnya di daerah pedesaan, di samping itu juga memperhatikan pemerataan perekonomian antar golongan dan antar wilayah. Pembangunan pertanian yang berbasis perkebunan dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat sehingga terjadi suatu perubahan dalam pola hidup masyarakat di sekitarnya.

Pembangunan perkebunan khususnya kelapa sawit di Daerah Riau telah membawa dampak ekonomi terhadap masyarakat, baik masyarakat yang terlibat dengan aktivitas perkebunan maupun terhadap masyarakat sekitarnya. Dari hasil penelitian Almasdi Syahza (2009) menjelaskan bahwa: pembangunan perkebunan kelapa sawit di Riau dapat mengurangi ketimpangan pendapatan antar golongan masyarakat dan mengurangi ketimpangan ekonomi antar kabupaten/kota; menciptakan multiplier effect ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan; dan ekspor produk turunan kelapa sawit (CPO) dapat merangsang pertumbuhan ekonomi daerah Riau. Tingkat kesejahteraan yang dirasakan oleh masyarakat pedesaan telah membawa dampak berkembangnya perkebunan di daerah, khususnya kelapa sawit dan karet. Continue reading

Adakah Mafia di Sektor Pemasaran Produk Pertanian Kita

Kendala Pemasaran Produk Pertanian di Pedesaan

Oleh: Almasdi Syahza

Dalam memacu pertumbuhan ekonomi, kebijaksanaan ekonomi harus menganut paradigma baru dimana pemberdayaan ekonomi rakyat harus menjadi perhatian utama. Karena sebagian besar rakyat hidup pada sektor pertanian dan sektor ini masih memberikan kontribusi yang besar pada perekonomian negara, maka pemberdayaan ekonomi rakyat juga berarti membangun ekonomi pertanian dengan lebih baik. Pembangunan industri harus memperhatikan keterkaitan kebelakang (backward linkage) dengan sektor pertanian atau sektor primer sedangkan keterkaitan kedepan (forward lingkage) harus memperhatikan pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah dan pemasaran yang baik sehingga produk yang dihasilkan tidak sia-sia. Continue reading

Urgensi Menulis Karya Ilmiah, Meneliti dan Publikasi

Penelitian adalah upaya (kegiatan) membangun ilmu, yang dilakukan tidak semena-mena, melainkan dengan melalui prosedur-prosedur dan menggunakan metode-metode tertentu, yang dilakukan secara sistematis. Prosedur-prosedur sistematis itu menunjuk pada filsafat ilmu, sedangkan metode-metode tertentu yang sistematis menunjuk kepada metodologi. Dengan demikian, untuk dapat memahami dan melakukan penelitian itu, selain menguasai metodologinya juga harus menguasai filsafat ilmunya. Karena itu pula biasanya metodologi penelitian tidak dapat dipisahkan dari Filsafat Ilmu.

A. Pendahuluan

Penulis mengutip dari buku Soetriono (2007), seorang awam bertanya kepada seorang ahli filsafat yang bijak sana, “Berapa type manusia yang terdapat dalam kehidupan dunia ini berdasarkan pengetahuaannya ?”, Filsuf itu menjawab:

Ada orang yang tahu di tahunya

Ada orang yang tahu di tidaktahunya

Ada orang yang tidak tahu di tahunya

Ada orang yang tidak tahu di tidaktahunya

Kemudian orang awam itu bertanya lagi, “Bagaimana saya mendapatkan pengetahuan yang benar ?”. “Mudah saja, ketahuilah apa yang kau tahu dan ketahuilah apa yang kau tidak tahu.” Continue reading

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN AGRIBISNIS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN AGRIBISNIS

MELALUI PEMBERIAN HAND OUT PADA MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU

Almasdi Syahza dan Henny Indrawati

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Email: syahza@telkom.net; asyahza@yahoo.co.id

 

ABSTRAK

Matakuliah Manajemen Agribisnis bertujuan untuk memperkenalkan gagasan-gagasan dan prinsip dasar manajemen di bidang agribisnis. Penyampaian materi kuliah lebih bersifat monoton, mahasiswa kurang dituntut untuk bersikap aktif di dalam kelas. Akibatnya ketuntasan belajar tidak tercapai. Ketuntasan belajar diukur dengan daya serap rnahasiswa pada setiap akhir proses pembelajaran melalui evaluasi setiap pokok bahasan. Suatu pokok bahasan dikatakan tuntas apabila rata-rata daya serap mahasiswa di atas 75 persen yang ditunjukkan oleh hasil belajar yang diperoleh. Perbaikan pembelajaran dilakukan dengan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Instrumen pembelajaran yang digunakan adalah garis besar program pengajaran (GBPP), silabus, handout, buku ajar, satuan acara perkuliahan (SAP), dan kontrak perkuliahan. Sedangkan instrumen pengumpul data adalah berupa tes tertulis bentuk uraian, kertas kerja (makalah) dan jumlah kehadiran. Prosedur pada PTK terdiri dari 5 tahap setiap siklus, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, evaluasi, observasi, dan refleksi. Tingkat penguasaan mahasiswa pada siklus I hanya mencapai sebesar  72,5%, pada siklus II meningkat menjadi kriteria sangat baik yakni mencapai 77,5% dan kriteria baik  sebesar 22,5%. Secara statistik terjadi perbedaan yang berarti. Arah perbedaan tersebut bersifat positif, artinya perubahan kepada yang lebih tinggi (lebih baik). Tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi yang disajikan dengan memberikan handout  menunjukkan hasil yang lebih baik yakni sebanyak 85% mahasiswa memperoleh kriteria baik dan sangat baik, sedangkan yang memperoleh kriteria cukup hanya 15%.

 

Kata kunci: Perbaikan pembelajaran, manajemen agribisnis, handout

<<Publikasi         Ke Penelitian>>                                            selengkapnya>>

 

Model Kelembagaan Ekonomi Perkebunan Kelapa Sawit

Dipublikasikan pada Jurnal Manajemen Usahawan Indonesia Vo 40 No 2, Maret-April 2011, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Artikel lengkap

Dalam upaya pembangunan ekonomi di pedesaan, khususnya di luar Jawa, pemerintah mengambil satu kebijakan melalui pembangunan sektor pertanian yang difokuskan di daerah pedesaan. Untuk pembangunan ekonomi pedesaan tersebut pemerintah daerah telah mengembangkan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan dengan kelapa sawit sebagai komoditi utama. Ke depan perlu dirancang suatu model pengembangan perkebunan di pedesaan. Model kelembagaan tersebut bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan petani di pedesaan dalam bentuk Agroestate Berbasis Kelapa Sawit (ABK). Melalui program ABK, petani memperoleh kesempatan untuk membeli/memiliki saham di pabrik kelapa sawit (PKS) perusahaan pengembang. Model ABK merupakan konsep pembangunan perkebunan di pedesaan untuk masa datang, konsep ini berupa bentuk kerja sama dengan perusahaan pengembang. Continue reading