Masalah Kependudukan Dalam Pembangunan Ekonomi

Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa menjadi beban oleh negara untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Robert Malthus yang datang di akhir abad ke 18 dengan teorinya, pada dasarnya menyatakan bahwa penduduk yang banyak merupakan penyebab kemiskinan. Menurut Malthus laju pertumbuhan penduduk yang mengikuti deret ukur tak akan pernah terkejar oleh pertambahan makanan dan pakaian yang hanya bertambah secara deret hitung. Namun pada akhir abad ke XX teori Malthus ini mulai dibantah oleh pakar kependudukan dan pakar ekonomi. Alasan teori ini mulai ketinggalan disebabkan telah berhasilnya beberapa negara mengurangi laju pertumbuhan penduduk, sementara dari sisi produksi telah berhasil ditingkatkan melalui kemajuan terknologi.  Continue reading

Penerapan Manajemen Mutu Terpadu pada Dunia Pendidikan

Pentingnya Mutu

Mutu suatu institusi sangat tergantung pada mutu individu-individu yang ada di dalamnya. Bila dalam suatu sekolah orang-orangnya bermutu (guru dan perangkat yang mendukung), maka dapat diharapkan sekolah itu juga bermutu. Tetapi sebaliknya, bila orang-orang yang terlibat (bekerja) di sekolah itu tidak bermutu, tentu saja sulit diharapkan mutu pendidikan dari sekolah tersebut. Yang menjadi masalah adalah, dapatkah mutu individu ditingkatkan? Untuk itulah adanya bermacam-macam pendidikan dan pelatihan yang tujuannya meningkatkan mutu individu. Pendidikan dan pelatihan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan mengembangkan sikap mental sasaran didiknya, tidak hanya untuk meningkatkan kompetensinya untuk bekerja, tetapi juga memperbaiki persepsi dan sikap mental terhadap mutu dan mutu kinerja. Jadi jika suatu sekolah bermaksud meningkatkan mutu pendidikan yang diselenggarakan, maka sekolah itu perlu menanamkan pengertian yang mendalam tentang mutu dan mutu kinerja pada semua orang yang bekerja di dalamnya. Hanya orang-orang yang memiliki persepsi yang benar tentang mutu yang dapat mengembangkan dunia pendidikan menjadi bermutu. Continue reading

Kelapa Sawit dan Multiplier Effect nya di Pedesaan

Pengembangan perkebunan di pedesaan telah membuka peluang kerja bagi masyarakat yang mampu untuk menerima peluang tersebut. Dengan adanya perusahaan perkebunan, mata pencaharian masyarakat tempatan tidak lagi terbatas pada sektor primer dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, tetapi telah memperluas ruang gerak usahanya pada sektor tertier. Bermacam sumber pendapatan yang memberikan andil yaitu pedagang (dagang barang-barang harian, dagang karet, tiket angkutan dan penjual es), pegawai (guru, pemerintahan desa), industri rumah tangga (industri tahu, roti, dan percetakan genteng), buruh kasar, nelayan, pencari kayu di hutan dan tukang kayu.

Selain besaran jumlah pendapatan pada masing-masing rumah tangga petani kelapa sawit, hal yang perlu dicermati dalam mengamati dampak pelaksanaan investasi perkebunan adalah timbulnya usaha-usaha baru yang dikelola oleh masyarakat. Kegiatan usaha tersebut pada dasarnya merupakan upaya pemanfaatan peluang usaha yang tercipta sebagai akibat adanya mobilitas penduduk, baik yang terpengaruh secara langsung maupun sebagai akibat usaha yang tercipta oleh adanya pengaruh tidak langsung dari pembangunan perkebunan yang memungkinkan terbukanya peluang usaha lainnya. Continue reading

Aspek Ekonomi dan Sosial dalam Pembangunan Daerah Tertinggal

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu mencerminkan distribusi pendapatan yang adil dan merata, karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini hanya dinikmati oleh sekelompok kecil masyarakat, seperti masyarakat perkotaan, sedangkan masyarakat pedesaan atau pinggiran mendapat porsi yang kecil dan tertinggal. Kesenjangan di daerah ini semakin diperburuk karena adanya kesenjangan dalam pembangunan antar sektor, terutama antara sektor pertanian (basis ekonomi pedesaan) dan non-pertanian (ekonomi perkotaan).

Ketidakberdayaan masyarakat pedesaan salah satunya akibat kebijakan yang mismatch di masa lalu, yaitu kebijakan yang melupakan sektor pertanian sebagai dasar keunggulan komparatif maupun kompetitif. Sesungguhnya pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat pedesaan itu sendiri, tetapi juga membangun kekuatan ekonomi Indonesia berdasarkan kepada keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimiliki. Continue reading

Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit di Pedesaan

Prof AlmasdiAktivitas pembangunan perkebunan kelapa sawit yang melibatkan banyak tenaga kerja dan investasi yang relatif besar untuk industri hilirnya, diperkirakan secara positif merangsang, menumbuhkan dan menciptakan lapangan kerja serta lapangan berusaha. Melalui kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan selama proses kegiatan perkebunan kelapa sawit dan pembangunan industri hilirnya akan mempunyai keterkaitan ke belakang (backward linkages). Pada proses kegiatan ini akan muncul antara lain jasa kontruksi, jasa buruh tani, jasa angkutan, perdagangan pangan dan sandang, perdagangan peralatan kerja serta bahan dan material yang dibutuhkan selama proses tersebut. Sedangkan pada kegiatan ekonomi waktu pascapanen dan proses produksi akan mempunyai keterkaitan ke depan (foreward linkages). Proses foreward linkages yang diperkirakan akan muncul adalah sektor jasa, antara lain: angkutan, perhotelan, koperasi, perbankan, perdagangan, industri kecil di pedesaan yang memproduksi alat produksi pertanian (alsintan). Continue reading

MATERI KULIAH MATEMATIKA EKONOMI

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP

 PENDAHULUAN

  1. Pengertian Matematika Ekonomi
  2. Sifat-sifat Matematika Ekonomi

 PERHITUNGAN GEOMETRIK METHOD (Warna)

  1. Model Perkembangan Usaha Pertanian
  2. Model Bunga Majemuk
  3. Model Pertumbuhan Penduduk
  4. Penerapan ekonomi

 HUBUNGAN FUNGSIONAL (Warna)

  1. Pengertian dan unsur-unsur fungsi
  2. Jenis-jenis fungsi
  3. Penggambaran fungsi linear
  4. Penggambaran fungsi non linear
  5. Penerapan Ekonomi

 HUBUNGAN LINEAR

  1. Penggal dan Lereng Garis Lurus
  2. Pembentukan Persamaan Linear
    • Cara dwikoordinat
    • Cara koordinat lereng
    • Cara penggal lereng
    • Cara dwipenggal
  3. Hubungan Dua Garis Lurus
  4. Pencarian Akar-akar Persamaan Linear
    • Cara subsitusi
    • Cara eliminasi
    • Cara diterminan
  5. Penerapan Ekonomi
    • Fungsi permintaan dan penawaran
    • Pengaruh pajak spesifik
    • Pengaruh pajak proposional
    • Pengaruh subsidi terhadap keseimangan
    • Keseimbangan pasar
    • Fungsi biaya dan penerimaan
    • Analisis pulang pokok
    • Fungsi konsumsi, tabungan dan angka pengganda
    • Fungsi pajak
    • Fungsi investasi
    • Pendapatan nasional

 UJIAN TENGAH SEMESTER

 HUBUNGAN NONLINEAR (Warna)

  1. Fungsi Kuadrat
  2. Fungsi Kubik
  3. Penerapan Ekonomi
    • Permintaan, penawaran dan keseimbangan
    • Fungsi Biaya
    • Fungsi Penerimaan
    • Keuntungan/kerugian dan pulang pokok
    • Fungsi Produksi

 DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA (Warna)

  1. Kuosien Diferensi dan Derivatif
  2. Kaidah-kaidah Diferensiasi
  3. Hakikat Derivatif dan Diferensial
    • Derivatif dan Diferensial
    • Derivatif dari Derivatif
    • Penerapan Ekonomi
  4. Hubungan Antara Fungsi dan Derivatifnya
    • Fungsi Menaik dan Menurun
    • Titik Ekstrim Fungsi Parabolik
    • Titik Ekstrim dan titik belok Fungsi Kubik
  5. Penerapan Ekonomi
    • Elatisitas
    • Biaya Marginal
    • Penerimaan Marginal
    • Produk Marginal
  6. Penerapan Ekonomi (lanjutan)
    • Analisis keuntungan maksimum
    • Hubungan biaya marginal dengan biaya rata-rata
    • Hubungan produk marginal dengan produk rata-rata

 UJIAN AKHIR SEMESTER Tanggal: …………….