Oleh: Dr. Djaimi Bakce, SP., MSi; Prof. Dr. Almasdi Syahza, MP; dan Drs. Nur Hamlin, MSi.
Pengembangan industri hilir karet alam Provinsi Riau maupun di Indonesia cenderung stagnan dan menghadapi masalah yang sangat serius karena sistem insentif dan pengawasan yang lemah terhadap perkebunan karet rakyat untuk menghasilkan produk-produk karet berkualitas. Secara umum makalah ini bertujuan untuk menyampaikan pokok-pokok pikiran tentang strategi pengembangan industri hilir karet alam di Provinsi Riau. Secara spesifik bertujuan untuk menggambarkan potensi pengembangan industri hilir, dan merumuskan strategi pengembangan industri karet alam di Provinsi Riau. Jenis Penelitian adalah ekploratif yang bertujuan untuk menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan atau perubahan dalam menyusun strategi kebijakan. Pelaksanaan penelitian dilakukan melalui survey dengan metode perkembangan. Temuan utama dari studi ini menunjukkan bahwa tingginya potensi pengembangan industri hilir karet alam di Provinsi Riau yang diperlihatkan oleh tingginya daya dukung wilayah, dan permintaan terhadap produk-produk hilir karet sangat tinggi dan cenderung meningkat. Tiga strategi pokok perlu diimplemtasikan dalam pengembangan industri hilir karet di Provinsi Riau. Pertama, memperkuat pengembangan hulu-hilir industri karet alam, yakni menggalakkan kembali sistem kemitraan antara perusahaan dan petani, meningkatkan kapasitas dan kualitas produk antara yang dihasilkan dalam jangka pendek, dan mendorong pengembangan industri hilir karet yang mampu menghasilkan produk-produk akhir yang bernilai tambah tinggi dalam jangka menengah dan panjang. Kedua, mempercepat pembangunan kluster industri karet alam melalui pengembangan kawasan industri Plintung Dumai, Kuala Enok dan Buton. Ketiga, menciptakan iklim investasi dan usaha yang kondusif, melalui peningkatan peringkat kemudahan melakukan usaha.
The development of downstream industries of natural rubber in the Riau Province and Indonesia are stagnant and facing a very serious problem because the system of incentives and weak oversight of the smallholders rubber plantation to produce quality rubber products. In general, this paper aims to convey basic thoughts about the strategy of development of downstream industries of natural rubber in the Riau Province. Specifically aims to illustrate the potential for development of natural rubber downstream industries, and formulate the development strategies of natural rubber industry in Riau Province. The study was explorative kind that aims to investigate the pattern and sequence of growth or change in formulating policy strategy. The research was conducted through a survey method development. The main findings of this study indicate that a high potential for the development of downstream industries of natural rubber in Riau Province which is shown by the high carrying capacity of the region, and the demand for downstream rubber products is very high and likely to increase. Three basic strategies are implemented important in the development of downstream rubber industry in Riau Province. First, strengthen the development of upstream-downstream natural rubber industry, namely .promoting the return system is a partnership between companies and farmers, improve the capacity and quality of intermediate products produced in the short term, and encourage the development of downstream rubber industry capable of producing the end products of high added value in the medium and long term. Second, accelerate the development of the natural rubber industry clusters through the development of an industrial area Plintung Dumai, Kuala Enok and Buton. Third, creating a climate conducive investment and business, through increased ease of doing business rankings.